×
Belanja Tanpa Nyampah, Harus Bisa!

Belanja Tanpa Nyampah, Harus Bisa!

Foto: Inhabitat

Sampah, sampah, sampah. Masalah ini terus digaungkan, tapi seolah-olah masyarakat memilih untuk tidak peduli. Khususnya sampah plastik. Bahkan, menurut data milik Profesor Jenna Jambeck dari Teknik Lingkungan Universitas Georgia, Amerika Serikat, Indonesia adalah negara kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah Tiongkok (Media Indonesia). Wow! Setiap tahun, ternyata Indonesia menghasilkan 65,8 juta ton sampah. Sedih sekali kan?

Well, aku memang bukan aktivis lingkungan. Aku bukan pula seorang influencer yang tingkah lakunya ditiru orang banyak. Tapi untuk hal ini, aku akan tetap mencoba spreading the words betapa Indonesia krisis sampah. Coba diingat-ingat, berapa lama mata kita bebas dari sampah berserakan atau sampah yang dibuang sembarangan? For me, not even a day.

Oleh karena itu, aku sangat tertarik saat mendapat undangan dari Unilever dan Hypermart untuk mendiskusikan tentang Belanja Tanpa Nyampah: Pilah Sampah Itu Mudah. Apakah bisa kita belanja tanpa menghasilkan sampah? Sebenarnya, pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi hal ini. Salah satunya dengan aturan pembeli harus membayar Rp 200 untuk kantong plastik. Does it work effectively? I must admit: NO. Buktinya, supermarket di kantorku tidak pernah membebani biaya tambahan untuk kantong plastik yang aku minta. Mungkin cara ini akan lebih efektif kalau harga kantong plastik menjadi Rp 20.000. What do you think?

Nah, kali ini Unilever Indonesia dan Hypermart menawarkan solusi baru. Yaitu, dropbox sampah yang diletakkan di beberapa Hypermart Pakuwon Surabaya, Hypermart Lippo Plaza Sidoarjo, dan Hypermart East Coast Surabaya. Meski masih beberapa, solusi ini patut diapresiasi. Sebab, sebagai salah satu ritel terbesar di Indonesia, Hypermart memang "menjual" banyak calon sampah dan konsumennya adalah orang-orang yang wajib diedukasi tentang cara mengelola sampah dengan tepat.


Mayoritas sampah yang dihasilkan jelas sampah plastik. Oleh karena itu, dropbox sampah ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu paper & carton, plastic bottle, dan pouch & sachet. Semua sampah yang dimasukkan ke dalam dropbox ini pasti didaur ulang kok.

Tapi, yang paling menarik adalah adanya teknologi daur ulang sachet and pouch untuk menjadi kemasan sachet dan pouch baru. Teknologi itu ada di pabrik CreaSolv, pabrik daur ulang sampah kemasan plastik yang dimiliki Unilever di Sidoarjo. Somehow I feel at ease saat tahu sachet dan pouch bisa didaur ulang menjadi bentuk yang sama. At least kedua benda itu tidak akan menciptakan sampah karena siklusnya akan terus sama (hopefully).

Sedangkan jenis sampah plastik yang lain akan menjadi seperti ini:


Yang aku sayangkan dari program ini adalah penempatan dropbox yang kurang banyak. Well, kalau di tiga tempat itu berhasil, Corporate Communications Director & Corporate Secretary PT. Matahari Putra Prima Tbk. Danny Konjongian berharap bisa menyediakan dropbox sampah lebih banyak lagi. Dia pun berharap program ini ditiru oleh ritel-ritel lain. Kalau aku sih berharap dropbox sampah ini diikutkan dalam program pemerintah dan ditempatkan di tiap RT atau RW. Pasti awareness-nya akan lebih besar karena tidak semua masyarakat Surabaya membeli keperluan rumah tangga di supermarket. But still, this is a good idea.

If you do care about our environment, please jangan ragu untuk membawa sampah plastikmu ke PTC, Lippo Plaza, ataupun East Coast. Sebelum hangout atau shopping, drop them on the dropbox. Bakal ada reward dari Hypermart lho! Tapi, aku berharap kita mengumpulkan sampah di dropbox karena kesadaran, bukan iming-iming hadiah semata.

Untuk pertama kalinya bertemu blogger Surabaya lain, Anggraeni Septi dan Florensi Mellia

21 komentar

  1. Aku punya tas daur ulangnya!!
    Permasalahan sampah emang bikin sedih dan serba salah ya. Sudah mulai ada teknologi untuk daur ulangnya, tapi sampah dari rumah lupa dipilah.
    Aku termasuk yang begitu tuh, suka lupa milah. Semoga ke depannya aku bisa semakin peduli sama lingkungan.
    Unilever memang keren soal kepedulian terhadap lingkungan ya, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mba. Aku berharap program ini nggak sampai Februari aja sih. Kalau perlu semua wilayah harus punya dropbox khusus sampah plastik ini. Soalnya banyak banget lho. Apalagi botol plastik.

      Hapus
  2. Duh jadi sedih deh kalau negara kita ada di posisi runner up penyumbang sampah terbesar di dunia :(

    BalasHapus
  3. Waah, lagi lagi soal sampah, kesadaran awal adalah membuang sampah sesuai dengan kriterianya yaa.
    KAdang aku suka lupa jugaaa hahaha, plastik dibuang di dedaunan *ngumpet

    BalasHapus
  4. sampah duh, emang jadi wabah dimana-mana. Kampanyenya keren.
    Saya juga masih belajar ngurangin pemakaian plastik Mba.

    BalasHapus
  5. Wah! Semoga bisa diikuti langkahnya di kota lain termasuk Semarang.

    BalasHapus
  6. Hasil daur ulang nya bagus2 ya mbak , ini dropbox sampah baru ada di surabaya yaa? Semoga akan ada di jakarta juga yaa , biar makin banyak yg bisa di manfaatkan dr daur ulang sampah rumah tangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa :) Hasilnya rapih. Paling suka ya teknologi mengolah sachet jadi sachet lagi itu sih. Bener-bener bermanfaat banget

      Hapus
  7. Masalah sampah solusinya memang harus benar-benar adanya kesadaran dan kepedulian masing-masing orang.

    BalasHapus
  8. Wah bagus juga itu tas tadi barang bekas. Sampah emang banyak banget kalau daerah sekitar pantai. Bagus kalau ada program mengajak masyarakat peduli sampah ya

    BalasHapus
  9. Kalau aku ntah kenapa gak suka beli hasil daur ulang. Kok ya produknya gak bisa bentuk atau model lain gitu 😓

    Tapi kalau masalah sampahnya aku setuju. Dulu pernah diet kantong plastik. Setelah punya anak kok ya bubar dietnya. 😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aku sih punya tas hasil daur ulang, tapi ya buat ke pasar. Menurutku masih kurang komersil. Yah semoga segera ada inovasi kekinian biar bisa dipakai anak muda ya :)

      Hapus
  10. Cantik-cantik banget yaa itu produknya. Malah gak kelihatan kalau dibuatnya dari barang-barang bekas.

    BalasHapus
  11. waah keren ya semoga dropbox sampah seperti ini makin banyak lagi

    BalasHapus
  12. Warga Indonesia memang harus dibiasakan dengan memilah sampah ya mba. Karena ada sampah yang bisa didaur ulang, dibuat tas dll. Jadi mengurangi sampah yg dihasilkan penduduk negri ini :)

    BalasHapus
  13. Keren Hypermart inovasinya dengan punya dropbox sampah. Tapi kalau di Jakarta, aku belum liat. Padahal aku suka belanja di Hypermart hehehe. Semoga habis ini ada deh.

    BalasHapus
  14. aku pernah nemu kdaur ulang dari sachet dan pouch yang sudah di bentuk menjadi tas jinjing dan lainnya mba, di Centro. dan harga nya??? ya ampyuunn kok mehong yahh kalau udah masuk Centro hehhee

    BalasHapus
  15. Bagus sekali inovasinya, kalau tidak dikendalikan, bisa2 nanti seluruh permukaan bumi ditutupi dengan sampah plastik

    BalasHapus
  16. Bukan aktivis lingkungan juga, tapi sudah terbiasa untuk: 1) punya tas kain khusus belanja sejak lama; 2) kalau lupa dibawa, tetap menolak tas plastik dan langsung masuk tas yang dibawa; 3) kalau mendadak ingin belanja tapi nggak bawa tas kain khusus belanja, tunda belanjanya; 4) kalau ada keperluan rumah tangga yang bisa ada kemasan isi ulang, selalu pilih itu. Hal-hal sederhana yang semoga bisa membantu bumi tempat kita hidup.

    BalasHapus
  17. Masalah sampah ini emang kayak gak kelar-kelar. Banyak yang bodo amat, nganggap kalo kalo buang sampah sembarangan bukan dosa. Padahal duh akibatnya mah parah kalo dibiarin.

    Syukurlah kalo ada program kece kayak gini. semoga bisa mengurangi sampah yang menimbun :)

    BalasHapus

Thanks for reading! Jangan lupa tinggalkan jejak di sini. If you own a blog, don't forget to link it. I will visit you later. x