×
[Week #2] I Found Myself and Somehow That was Everything

[Week #2] I Found Myself and Somehow That was Everything


Life hasn't been easy for me for sure. Tapi, dari situlah aku belajar banyak hal, termasuk belajar menghargai dan mencintai diriku sendiri. Bukan hal yang mudah, apalagi bagi orang yang (dulu) terlalu memikirkan apa kata orang lain seperti diriku. Society is cruel, people!!

Di usia 23 tahun, 6 bulan, dan 8 hari ini, I thank myself for being independent. Aku tidak lagi harus diikuti orang tua kemana-mana (considering myself as the only child). Aku tidak lagi harus bersama teman saat ke kampus. Aku tidak lagi menggebu diam-diam dalam hati ingin segera punya the-so-called calon suami. Aku tidak lagi merasa iri saat aku menjadi satu-satunya orang yang tidak diberi.

Sayangnya, beberapa orang menganggap perspektif itu sekedar pembenaran. Sebenarnya aku memang tidak punya teman. Sebenarnya aku memang tidak asyik. Sebenarnya aku memang menyebalkan. Whoops! Mungkin mereka benar. Tapi, bukankah dunia ini tidak sesempit telapak tangan mereka? There are too many definitions of fun. There are too many ways to be happy. Hanya karena aku tergabung dalam sebuah society, bukan berarti kita harus sehati. What's the fun then?

"Many definitions of funMany ways to be happy. Hanya karena aku tergabung dalam society, bukan berarti kita harus sehati."


Ah, ada satu cerita yang menurutku sangat absurd. Suatu hari, aku menikmati makan siang seorang diri di pujasera. It was my decision, bukan karena tidak ada yang mau diajak makan. Seorang kawan lama datang. It's a he. "Kok makan sendiri? Sakno e rek (kasihan sekali)." Pada saat itu, aku berkata dalam hati, "Dude, how old are you?" Tidak lama, aku membaca sebuah artikel tentang pengalaman serupa. Sepertinya mengkasihani seseorang yang sendirian itu hal umum. Bagi pembaca yang pernah melakukan hal itu, please stop. Tidak semua orang yang sendiri merasa lonely. Terkadang kami memang butuh waktu sendiri, tidak perlu mendengarkan seseorang yang komplain tentang kehidupannya, tidak perlu mendengarkan seseorang menceritakan seseuatu yang sudah kita tahu. Our brain needs to relax!

Tidak banyak yang tahu apa yang kupikirkan. How I see things. Semakin bertambah umur, ternyata semakin tinggi pula dinding yang kubangun. Inilah salah satu kekuranganku. Mungkin karena ini banyak yang mengira aku tidak punya teman. Tapi, paling tidak hidupku bebas fake friends kan? Aku tidak perlu mencari makna tersembunyi dari setiap caption Instagram teman-temaku. Aku pun tidak perlu mengalami drama macam Awkarin. Dear, me. You live a good life. Good job. Oh ya, ada satu pertanyaan yang agak menggelitik telingaku, "Kamu nggak pernah ngerasa kesepian?" I think I do! Once in a while... I'm only human after all.

On the picture:
Zetizen Team saat liburan ke Tretes bulan lalu. Hayo, tebak aku yang mana?
[Read more about me here]

10 komentar

  1. I feel you, Ratri :') kadang aku juga lebih suka jalan/makan sendirian dan begitulah komentar teman-temanku, kasihan katanya. Padahal kadang jalan sendirian itu lebih menyenangkan dan tenang disaat kita memang lagi pengin sendirian yah? Nice share Ratri :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. SEE? Iya kalau kita jalan sendiri terus linglung kayak orang hilang gitu :)) Padahal kan engga :"

      Hapus
  2. Sejak mhs saya suka jalan sendiri. Pernah lagi maksi sendiri ketemu temen cowo (ga gitu kenal sih, cuma tau aja). Dia memandang aneh gitu, dikira saya nungguin siapa iseng. Ah...cuek aja. Smp sekarang, kadang2 msh tuh mojok sendirian, maksi. Kadang nonton sendirian juga. Asyik aja, kata saya sih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nonton sendirian mah berasa di surga, Bu :D Saya suka banget kalau itu. Nggak ada yang ganggu dan bawel kalo akhirnya kurang suka sama filmnya. Tapi ya gitu, sering dipandang aneh juga :"

      Hapus
  3. Aku sering makan sendirian, biasanya milih kursi di pojokan biar ga mencolok dan ditatap ‘aneh’ karena makan sendirian. Padahal sih emang lagi pengen makan sendirian aja. Haha. Aneh ih. Orang-orang kadang suka ngejudge suka-suka isi kepala mereka aja.

    BalasHapus
  4. Iya banget orang-orang sekarang suka kasian sama yang pergi sendiri. Padahal kitanya emang pengen sendiri, kan gak ada yang salah :/

    BalasHapus
  5. Devi Nindy Sari Ramadhan12 Januari 2017 pukul 17.41

    Aku tahu, aku tahu! Ratri ada di belakang anak-anak itu, soalnya Ratri adalah kucing yang nulis blog ini, hehe. Kangen kalian semua, kangen Surabaya juga, hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha kebetulan di sana ngga ada kucing mba. Tapi liburan kemarin bener-bener bentar. Apalagi yang berangkat malam malah kayak pindah tidur aja.

      Hapus
  6. ce, i love to read all ur post :)) and i realize kangen banget untuk bertemu denganmu. bukan cuma buat ngobrol soal GoT tentunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh. Aku pun rindu kamu, dear anak gaol graha pena :))

      Hapus

Thanks for reading! Jangan lupa tinggalkan jejak di sini. If you own a blog, don't forget to link it. I will visit you later. x